Salam Arsitektur

Thursday 4 April 2013

Palu Tuan Rumah Balap F1 Powerboat


PALU, MERCUSUAR - Kota Palu mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan iven berskala internasional yakni F1 atau formula satu power boating. Keindahan potensi Teluk Palu menjadi alasan penyelenggara menggelar balap dengan lintasan laut itu.
Menurut rencana, iven ini akan dihadiri ribuan orang dari manca negara maupun dari berbagai daerah di Indonesia.

     Wakil Walikota Palu, Mulhanan Tombolotutu mengatakan kegiatan ini akan mendatangkan banyak wisatawan sehingga ibukota Sulteng ini akan lebih dikenal kalangan internasional. Saking banyaknya pengunjung, penyelenggara tidak main-main menargetkan untuk menarik pemasukan hingga Rp500 miliar dari kegiatan tersebut. Untuk itu diimbau masyarakat pesisir dapat mendukung penyelengaraan ini, sebab tidak menutup kemungkinan bila hotel-hotel tidak mencukupi, masyarakat dapat membuka rumah persinggahan bagi pengunjung.

     “Direncanakan pelaksanaannya pada 27 September atau bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Palu. Saat ini sudah ada sepuluh negara yang akan memastikan mengikuti ajang internasional ini. Untuk itu, seluruh fasilitasnya akan kita coba penuhi dengan dibantu satu penyelenggara pemegang lisensi kegiatan yang bernama Anugrah berasal dari Singapura dan telah dipercaya sepuluh tahun menyelenggarakan kegiatan tersebut,” tandasnya.

     Lintasan balap sepanjang 30 kilometer tersebut akan mengambil sejumlah wilayah pesisir, yakni Kelurahan Lere (Palu Barat), Kelurahan Besusu Barat (Palu Timur), Kelurahan Talise dan Tondo (Mantikulore) dan Kelurahan Silae (Ulujadi). Dari sisi keamanan, penyelengara telah menyiapkan tim penolong dan petugas medis. Sehingga menurut Mulhanan, dalam waktu kurang dari delapan bulan, Pemkot Palu didesak bekerja, termasuk sudah harus menyiapakan fasilitas berupa rumah sakit dan souvenir khas Palu.

     Cinderamata atau souvenir yang akan disiapkan adalah yang mengandung ciri khas Kota Palu. Bahkan sampai melibatkan provinsi lain karena yang akan dikenal bukan hanya Kota Palu, melainkan Indonesia. “Dengan demikian kembali pada kita sendiri. Orang luar sudah ingin datang dengan mengagumi keindahan alam, kita punya gunung, teluk, pantai, laut, sungai dan sebagainya. Tetapi kita sendiri yang punya kota tidak menjaganya. Maka alangkah ruginya,” ungkap Mulhanan. ABS

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Categories

Blog Archive

COMMUNITY SERVICE atau pengabdian masyarakat tki-mai XXXIV merupakan perwujudan manifesto ARSITEKTUR nusantara dan archilpelago concept ya...